Selalu Bahagia Selalu Ceria

Sabtu, 24 Maret 2012

Teori Penetrasi sosial Dalam Tradisi Sosiopsikologis


Tradisi Sosiopsikologis – Teori Penetrasi Sosial
1.     Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan Taylor: penetrasi sosial.
Teori ini mengambarkan suatu pola pengembangan hubungan, sebuah proses yang diidentifikasi sebagai penetrasi social. Penetrasi social merujuk pada sebuah proses ikatan hubungan dimana individu-individu bergerak dari komuikasi superficial menuju ke komunikasi yang lebih intim.
2.     Asumsi Teori Penetrasi Sosial
  1. Hubungan-hubungan memiliki kemajuan dari tidak intim menjadi intim
  2. Secara umum, perkembangan hubungan sistematis dan dapat diprediksi
  3. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi (penarikan diri) dan disolusi
  4. Pembukaan diri adalah inti dari perkembangan hubungan
Altman dan Taylor (1973) membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast outcomes.”
3.     Analogi Bawang
Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti bawang merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita mengupas kulit terluar bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia. Analogi bawang merupaka analogi yang dapat menjelaskan bagaimana proses penetrasi sosial dalam sebuah hubungan itu dapat terjadi. Pada analogi bawang ini, terdapat pembagian-pembagian tingkat penetrasi sosial berdasarkan lapisan-lapisan yang ada di bawang tersebut.
Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia adalah apa-apa yang terbuka bagi publik, apa yang biasa kita perlihatkan kepada orang lain secara umum, tidak ditutup-tutupi. Dan jika kita mampu melihat lapisan yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang lebih bersifat semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu saja, orang terdekat misalnya.
Dan lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflik-konflik yang belum terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini tidak terlihat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan dari kekasih, orang tua, atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan seseorang.
Kedekatan kita terhadap orang lain, menurut Altman dan Taylor, dapat dilihat dari sejauh mana penetrasi kita terhadap lapisan-lapisan kepribadian tadi. Dengan membiarkan orang lain melakukan penetrasi terhadap lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita membiarkan orang tersebut untuk semakin dekat dengan kita. Taraf kedekatan hubungan seseorang dapat dilihat dari sini.
4.     Tahapan Proses Penetrasi Sosial
Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor menjelaskan beberapa penjabaran sebagai berikut:
  • Orientasi: membuka sedikit demi sedikit (Orientation)
Merupakan tahapan awal dalam interaksi dan terjadi pada tingkat publik. Disini hanya sedikit dari kita yang terbuka untuk orang lain.
Kita lebih sering dan lebih cepat akrab dalam hal pertukaran pada lapisan terluar dari diri kita. Kita lebih mudah membicarakan atau ngobrol tentang hal-hal yang kurang penting dalam diri kita kepada orang lain, daripada membicarakan tentang hal-hal yang lebih bersifat pribadi dan personal. Semakin ke dalam kita berupaya melakukan penetrasi, maka lapisan kepribadian yang kita hadapi juga akan semakin tebal dan semakin sulit untuk ditembus. Semakin mencoba akrab ke dalam wilayah yang lebih pribadi, maka akan semakin sulit pula.
  • Pertukaran penjajakan afektif: munculnya diri (Exploratory affective Exchanges)
Dalam tahap ini, merupakan perluasan area publik dari diri dan terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian seorang individu mulai muncul.
 Keterbukaan-diri (self disclosure) bersifat resiprokal (timbal-balik), terutama pada tahap awal dalam suatu hubungan. Menurut teori ini, pada awal suatu hubungan kedua belah pihak biasanya akan saling antusias untuk membuka diri, dan keterbukaan ini bersifat timbal balik. Akan tetapi semakin dalam atau semakin masuk ke dalam wilayah yang pribadi, biasanya keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak secepat pada tahap awal hubungan mereka. Dan juga semakin tidak bersifat timbal balik.
  • Pertukaran afektif: komitmen dan kenyamanan (Affective Exchange)
Penetrasi akan cepat di awal akan tetapi akan semakin berkurang ketika semakin masuk ke dalam lapisan yang makin dalam. Ditandai dengan persahabatan yang dekat dan pasangan yang intim. Dalam tahap ini, termasuk interaksi yang lebih “tanpa beban dan santai”.
Tidak ada istilah “langsung akrab”. Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu proses yang panjang. Dan biasanya banyak dalam hubungan interpersonal yang mudah runtuh sebelum mencapai tahapan yang stabil. Pada dasarnya akan ada banyak faktor yang menyebabkan kestabilan suatu hubungan tersebut mudah runtuh, mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk melewati tahapan ini, biasanya hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih bermakna, dan lebih bertahan lama.
  • Pertukaran stabil: kejujuran total dan keintiman (Stable Exchange)
Tahap terakhir ini merupakan tahapan dimana berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yangmengakibatkan munculnya spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi. Munculnya depentarsi, yaitu proses yang bertahap dengan semakin memudar. Maksudnya adalah ketika suatu hubungan tidak berjalan lancar, maka keduanya akan berusaha semakin menjauh. Akan tetapi proses ini tidak bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, tapi lebih bersifat bertahap. Semuanya bertahap, dan semakin memudar.
5.     Prinsip- Prinsip dalam Penetrasi sosial
Dalam teori penetrasi sosial, kedalaman suatu hubungan adalah penting. Tapi, keluasan ternyata juga sama pentingnya. Maksudnya adalah mungkin dalam beberapa hal tertentu yang bersifat pribadi kita bisa sangat terbuka kepada seseorang yang dekat dengan kita. Akan tetapi bukan berarti juga kita dapat membuka diri dalam hal pribadi yang lainnya. Mungkin kita bisa terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat terbuka dalam urusan pengalaman di masa lalu. Atau yang lainnya.
Karena hanya ada satu area saja yang terbuka bagi orang lain (misalkan urusan asmara tadi), maka hal ini menggambarkan situasi di mana hubungan mungkin bersifat mendalam akan tetapi tidak meluas (depth without breadth). Dan kebalikannya, luas tapi tidak mendalam (breadth without depth) mungkin ibarat hubungan “halo, apakabar?”, suatu hubungan yang biasa-biasa saja. Hubungan yang intim adalah di mana meliputi keduanya, dalam dan juga luas.
Berdasarkan teori ini, kita masuk kedalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena dari padanya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Seperti halnya teori pembelajaran sosial, teori pertukaran sosialpun melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal). Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas orang-orang lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala hal yang diperloleh melalui adanya pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antar dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya,pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan, persahabatan – hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagidirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidakditampilkan.
Keputusan tentang seberapa dekat dalam suatu hubungan menurut teori penetrasi sosial ditentukan oleh prinsip untung-rugi (reward-costs analysis). Setelah perkenalan dengan seseorang pada prinsipnya kita menghitung faktor untung-rugi dalam hubungan kita dengan orang tersebut, atau disebut dengan indeks kepuasan dalam hubungan (index of relational satisfaction). Begitu juga yang orang lain tersebut terapkan ketika berhubungan dengan kita. Jika hubungan tersebut sama-sama menguntungkan maka kemungkinan untuk berlanjut akan lebih besar, dan proses penetrasi sosial akan terus berkelanjutan.
6.     Konsep Pertukaran Sosial
Altman dan Taylor merujuk kepada pemikiran John Thibaut dan Harold Kelley (1952) tentang konsep pertukaran sosial (social exchange). Menurut mereka dalam konsep pertukaran sosial, sejumlah hal yang penting antara lain adalah soal relational outcomes, relational satisfaction, dan relational stability.
Thibaut dan Kelley menyatakan bahwa kita cenderung memperkirakan keuntungan apa yang akan kita dapatkan dalam suatu hubungan atau relasi dengan orang lain sebelum kita melakukan interaksi. Kita cenderung menghitung untung-rugi. Jika kita memperkirakan bahwa kita akan banyak mendapatkan keuntungan jika kita berhubungan dengan seseorang tersebut maka kita lebih mungkin untuk membina relasi lebih lanjut.
Dalam masa-masa awal hubungan kita dengan seseorang biasanya kita melihat penampilan fisik atau tampilan luar dari orang tersebut, kesamaan latar belakang, dan banyaknya kesamaan atau kesamaan terhadap hal-hal yang disukai atau disenangi. Dan hal ini biasanya juga dianggap sebagai suatu “keuntungan”.
Akan tetapi dalam suatu hubungan yang sudah sangat akrab seringkali kita bahkan sudah tidak mempermasalahkan mengenai beberapa perbedaan di antara kedua belah pihak, dan kita cenderung menghargai masing-masing perbedaan tersebut. Karena kalau kita sudah melihat bahwa ada banyak keuntungan yang kita dapatkan daripada kerugian dalam suatu hubungan, maka kita biasanya ingin mengetahui lebih banyak tentang diri orang tersebut.
Menurut teori pertukaran sosial, kita sebenarnya kesulitan dalam menentukan atau memprediksi keuntungan apa yang akan kita dapatkan dalam suatu hubungan atau relasi dengan orang lain. Karena secara psikologis apa yang dianggap sebagai “keuntungan” tadi berbeda-beda tiap-tiap orang. Teori pertukaran sosial mengajukan dua standar umum tentang apa-apa yang dijadikan perbandingan atau tolok ukur dalam mengevaluasi suatu hubungan interpersonal.
Yang pertama, terkait dengan relative satisfaction (kepuasan relatif): seberapa jauh hubungan interpersonal tersebut dapat membuat kita bahagia atau justru tidak bahagia. Thibaut dan Kelley menyebut hal ini sebagai comparison level.
Misalkan saja kita ambil contoh ketika kita mengobrol dengan kekasih kita melalui telpon. Jika kita biasanya berbincang melalui telpon dengan kekasih kita dalam hitungan waktu 1 jam, maka angka 1 jam akan menjadi tolok ukur kepuasan kita dalam hubungan tersebut. Jika ternyata kita mengobrol lebih lama dari 1 jam, katakanlah 1 jam 30 menit maka kita akan menilai hal tersebut lebih dari memuaskan. Akan tetapi begitu pula sebaliknya, jika ternyata kita hanya berbincang kurang dari 1 jam kita cenderung menganggap obrolan kita tersebut kurang memuaskan. Ini memang hanya salah satu faktor saja dalam menilai kepuasan dalam hubungan via telpon tersebut. Faktor lainnnya yang juga dijadikan pertimbangan adalah nada bicara, intonasi, topik yang dibicarakan, kehangatan bicara, dan seterusnya.
Selain itu, comparison level kita dalam hal pertemanan, asmara, hubungan keluarga, banyak dipengaruhi oleh bagaimana sejarah hubungan interpersonal kita di masa lalu. Kita menilai nilai suatu hubungan berdasarkan perbandingan dengan pengalaman kita di masa yang lampau. Kita cenderung menyimpan secara baik kenangan kita dalam hubungan interpersonal dengan pihak lain untuk dijadikan semacam perbandingan dalam hubungan interpersonal kita di masa sekarang dan di masa depan. Ini juga tolok ukur yang sangat penting.
Yang kedua, oleh Thibaut dan Kelley disebut sebagai the comparison level of alternatives. Pada tahapan ini kita memunculkan suatu pertanyaan dalam hubungan interpersonal kita. Kita mulai mempertanyakan kemungkinan apa yang ada di luar hubungan yang sedang dijalani tersebut. Pertanyaan tersebut antara lain “Apakah saya akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak jika saya berhubungan dengan orang yang lain?” atau pertanyaan “Kemungkinan terburuk apa yang akan saya dapatkan jika saya tetap berhubungan dengan orang ini?”.
Semakin menarik kemungkinan yang lain di luar hubungan tersebut maka ketidakstabilan dalam hubungan kita akan semakin besar. Dalam hal ini terkesan teori pertukaran sosial ini lebih mirip dengan kalkulasi ekonomis tentang untung-rugi, memang. Banyak pihak yang menyebutkan teori ini sebagai theory of ecomonic behavior.
Tidak seperti comparison level, comparison level of alternatives tidak mengukur tentang kepuasan. Konsep ini tidak menjelaskan mengapa banyak orang yang tetap bertahan dalam suatu hubungan dengan orang yang sering menyiksa dirinya, sering menyakiti.
Maka menurut teori ini, kunci dari suatu hubungan yang akan tetap terbina adalah sejauh mana suatu hubungan itu memberikan keuntungan, sejuah mana hubungan tersebut mampu menghasilkan kepuasan, sejauh mana hubungan tersebut tetap stabil, dan tidak adanya kemungkinan yang lain yang lebih menarik daripada hubungan yang sedang mereka jalani tersebut.
Teori ini sendiri tidak terlepas dari sejumlah kritikan. Ada kritikan yang menyatakan bahwa seringkali cepat-lambatnya suatu hubungan tidak bersifat sengaja atau mampu diprediksikan sebelumnya. Ada kalanya ketika kita dengan terpaksa harus cepat mengakrabkan diri dengan seseorang tertentu, dan kita tidak memiliki pilihan yang lain. Teori tersebut tidak mampu menjelaskan soal ini.
Teori ini juga tidak mengungkapkan persoalan gender dalam penjelasannya. Padahal perbedaan gender akan sangat berpengaruh kepada persoalan keterbukaan-diri dalam relasi interpersonal. Bahkan penelitian selanjutnya dari Altman dan Taylor mengungkapkan bahwa males are less open than females.
Altman dan Taylor juga hampir secara konsisten menggunakan perspektif untung-rugi dalam menilai atau mengukur suatu relasi interpersonal. Pertanyaannya yang pertama muncul adalah sejauh mana kita akan konsisten dalam menilai yang mana yang merupakan keuntungan dan yang mana yang merupakan kerugian bagi diri kita dalam hubungan tersebut? Dan pertanyaan yang kedua adalah sejauh mana kita akan terus bersifat egois dalam suatu hubungan dengan orang lain?
Kita juga sering merasa bahwa dalam suatu hubungan interpersonal bahwa segalanya tidak melulu tentang diri kita, tentang apa keuntungan yang kita dapatkan dalam hubungan tersebut. Bahkan kita seringkali merasa senang bahwa teman kita mendapatkan suatu keuntungan atau kabar yang menggembirakan. Walaupun hal itu bukan terjadi pada diri kita, ternyata kita juga mampu untuk turut berbahagia. Hal ini juga tidak mampu dijelaskan dalam teori tersebut.

Rabu, 28 Desember 2011

komunikasi massa



1.      Pengertian Massa
Massa adalah sekumpulan manusia yang berjumlah banyak dan berasal dari latar belakang yang berbeda. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian komunikasi massa:
         Bittner(Rakmat: 1999)
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
         Wright (Tubbs dan Moss)
Komunikasi massa adalah jenis khusus komunikasi social yang melibatkan khalayak yang khas, pengalamankomunikasi, dankomunikator. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapaikebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.

2.      Karakter Komunikasi Massa
Melalui definisi komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli di atas kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Komunikasi massa berbeda dengan komunikais lainnya, seperti komunikasi antarpersona dan komunikasi antarkelompok. Perbedaan itu meliputi komponen-komponen yang trelibat di dalamnya, juga proses berlangsungnya komunikais tersebut. Menurut Wright, karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:

a.       Sumber Komunikasi  Terlembagakan
Ciri Komunikasi massa yang pertama adalah sumber komunikasinya. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa sumber komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan sumber komunikasinya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Peristiwa-peristiwakomunikasimassakadang-kadangmembutuhkanusaha yang dilakukan berates-ratus orang, berbulan-bulan persiapan, dan berjuta-juta dollar.

b.      Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan ini dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kitadapat dimuat di media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemasdalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.

c.       Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti; nama, pendidikan, pekerjaaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikapdan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator (sumber informasi) tidak mengenal komunikan (khalayak), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d.      Terjadinya Difusi Informasi
Difusi informasi yaitu seberapa cepat berita atau informasi bergerak dan lewat saluran mana untuk sampai kepada masyarakat penerima. Difusi dilukiskan sebagai proses yang memungkinkan”fakta suatu berita merembes kedalam aliran kehidupan masyarakat, menyebar melalui aliran kehidupaan tersebut, mewarnainya, mengubah coraknya, mencapaidanmempengaruhi hamper setiap orang di dalamnya.(Deutschmann dan Danielson, 1960, hlm.345)
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas.. Mari kita perhatikan contoh berikut ini : Berita tentang pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada tanggal 22 November 1963.Menjelangpukul 01.00 siang, waktunstandarsentral, setengah jam setelah ia ditembak, Kennedy diumumkan tewas dan ternyata 68 persen penduduk dewasa di AmerikaSerikat telah mendengar pembunuhanitu.Menjelang pukul 2.00 siang, jumlahnya naik menjadi 92 persen dan mencapai 99,8persen  menjelang pukul 6.00 sore.




e.       Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersona, unsur hubungan sangatlah penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi.
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.
Dalam komunikasi antarpersona yang diutamakan adalah unsur hubungan. Semakin saling mengenal antarpelaku komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif. Sebagai contoh, pembicaraan sepasangsuami istri di meja makan tentu tidak harus menggunakan sistematika tertentu seperti pendahuluan, isi dan kesimpulan. Pembicaraan mereka mengalir begitu saja, tidak diatur oleh waktu dan cara penyampaian. Sedangkan dalam konteks komunikasi massa komunikator (sumber informasi) tidak harus selalu kenal dengan komunikannya( khalayak), dan sebaliknya. Yang penting bagaimana sumber informasi menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya agar khalayak bisa memahami isi pesan tersebut.

f.       Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Karena komunikasinya melalui media massa, maka sumber komunikasi dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak secara langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Misalnya, ketika Anda mendengarkan berita radio siaran atau menonton siaran berita di televisi, kemudian ada bagian yang tidak anda mengerti, pasti anda tidak dapat meminta penyiar untuk mengulang membacakanbagian yang tidak anda pahami itu. Lain halnya apabila anda menddengar materi kuliah dari seorang dosen dan ternyata anda tidak dapat menangkap materi itu dengan baik, tentu anda dapat bertanya atau meminta penjelasan lebih lanjut  bahkan anda dapat saling berbagi informasi dengan dosen.

g.      Stimulais Alat Indera Terbatas
Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan merasa. Dalam Komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar, pembaca hanya bisa melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya bisa mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

h.      Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung
Komponen umpan balik (feedback) merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, kelompok dan komunikasi massa.Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

Senin, 21 Maret 2011

"Menunggu itu berlatih sabar"

Pernahkah anda menunggu?
Berapa menit? Berapa jam? Berapa hari? Berapa minggu? Berapa bulan? Atau berapa lama anda mampu menunggu?

"Menunggu", adalah sebuah kata yg menurut sebagian besar orang tak menyenangkan. Menunggu itu tak enak, tak nyenyak, dan tak "kepenak" (jawa: nyaman). Namun, mengapa aku masih mau menjalani aktivitas itu? Selalu menunggu. Tahukah bahwa menunggu itu dapat menjadi tolok ukur kesabaran seseorang. Memang, sebagian besar merasa tak senang untuk menunggu, tapi bukan berarti kadar "kesabaran" setiap orang itu sama. Ada yang mungkin sabar menunggu hingga berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Namun, ada juga yang hanya mampu menunggu beberapa menit atau dalam hitungan detik saja. Jadi, terbukti kan jika menunggu memang bisa untuk mengukur kadar sabar seseorang.

Mulai sekarang, berlatihlah menjadi pribadi yang sabar dalam menunggu. Biasakan pikiran dan hati kita untuk mau menunggu, karena menunggu adalah suatu proses dimana sesuatu atau seseorang yang kita harapkan akan datang. Namun, jangan lupa berusaha dan berdoa selama proses menunggu itu berlangsung. Karena sesungguhnya, Allah pun tak suka dengan hamba Nya yang bisanya hanya menunggu tanpa berbuat dan bertindak.

Minggu, 26 September 2010

wanita wanita

Berikut ini adalah beberapa fakta-fakta tentang wanita, diantaranya :
* Jika kau menciumnya, kau bukan gentleman
* Jika kau tidak menciumnya, kau bukan lelaki
* Jika kau memujinya, ia akan mengira kau ngegombal
* Jika kau tidak memujinya, kau adalah lelaki tak berguna
* Jika kau setuju semua keinginannya, dia akan ngelonjak
* Jika kau tidak setuju, kau tidak pengertian
* Jika kau bercinta dengannya, kau dicurigai “sudah ahli”
* Jika kau tidak bercinta dengannya, kau bukan lelaki
* Jika kau kunjungi dia sering-sering, dia pikir kau membosankan
* Jika tidak kau kunjungi sering-sering, dia menuduhmu main sama orang lai
* Jika kau berpakaian rapi, dia bilang kau menarik perhatian wanita lain
* Jika kau tidak berpakaian rapi, dia bilang kau berantakan
* Jika kau cemburu, dia bilang kau jahat
* Jika kau tidak cemburu, dia bilang kau tidak cinta padanya
* Jika kau ingin bercinta, dia kata kau tidak menghormatinya
* Jika kau tidak ingin bercinta, dia pikir kau tidak suka padanya
* Jika kau telat satu menit, dia akan marah-marah
* Jika dia telat satu jam, dia bilang itu memang seharusnya seorang wanita
* Jika kau mengunjungi wanita lain, dia akan menuduh kau punya wanita lain
* Jika dia dikunjungi lelaki lain, “Oh! Sudah biasa, kami wanita!”
* Jika kau menciumnya sebentar, dia tuduh kau orangnya dingin
* Jika kau menciumnya lama, dia teriak bahwa kau kurang ajar
* Jika kau gagal membantu dia menyeberang jalan, kau kurang etika
* Jika kau berhasil membantunya menyeberang jalan, dia anggap itu taktik lelaki
* Jika kau menatap wanita lain, dia tuduh kau buaya
* Jika dia ditatap lelaki lain, dia berkata bahwa mereka mengaguminya
* Jika kau membiayai hidupnya, dia pikir kau meremehkannya
* Jika kau tidak membiayai hidupnya, dia pikir kau peli
* Jika kau bercinta dengan wanita lain, dia minta putus
* Jika dia bercinta dengan lelaki lain, “Bukan salahku! Dia yang memaksa!
* Jika kau berhasrat bercinta dengannya, dia anggap hanya itu yang kau inginkan
* Jika kau tidak berhasrat bercinta dengannya, dia anggap kau jual mahal
* Jika kau bicara, dia ingin kau sendiri mendengar yang kau bicarakan
* Jika kau mendengar, dia ingin kau yang bicara
* Jika saat bercinta dia diam saja,dia minta dicumbu
* Jika saat bercinta kau diam saja, dia juga diam saja
* Jika dia menangis, kau salah telah membuatnya menangis
* Jika kau menangis, dia pergi darimu karena ka u bukan lelaki sejati
Oh Tuhan!
Kau menciptakan UNSUR bernama “WANITA”
Sangat simple, tapi sangat kompleks
Sangat lemah, tapi sangat kuat pengaruhnya
Sangat membingungkan, tapi sangat indah dipandang…

Cara Membuat Email di Yahoo


Email, apa itu email???
Istilah ini sering sekali kita dengar, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. bagi orang tertentu mungkin sudah mengerti apa itu pengertian email , tapi ada juga beberapa atau banyak orang yang belum mengerti istilah email. Emailmerupakan singkatan dari Electronic Mail, atau dalam bahasa Indonesianya Surat Elektronik, yaitu surat yang pengirimannya menggunakan sarana elektronik yaitu dengan jaringan internet, dengan surat elektronik atau email ini seseorang dapat mengirim naskah teks, gambar, atau bahkan mengirimkan aplikasi atau file kepada seseorang yang tentunya juga memiliki email (surat elektronik) dalam waktu yang sangat singkat. Karenaemail ini menggunakan jaringan internet, maka alamatnya pun juga menyesuaikan dengan penyedia layanan email di internet. Contoh penyedia layanan email adalah www.mail.yahoo.com, www.mail.google.com, dll. penyedia email biasanya menyediakan dua layanan, yaitu layanan berbayar dan layanan gratis. Perbedaan antara layanan yang berbayar dan yang gratis adalah biasanya pada kapasitas ruang untuk penampung surat, dan juga pemberian alamat email. contoh alamat yang gratis dari layanan yahoo.com adalah, sukijan@yahoo.com.
Ehmmm kalau kurang jelas tentang email, di bawah ini akan saya jelaskan langkah-langkah cara membuat email gratis, dalam hal ini saya memilih www.mail.yahoo.com.
1. langkah pertama ini tentunya adalah membukan browser kamu dulu ya (bisa IE atauinternet explorer, Mozila Fire fox, atau pun opera, terserah kamu)… kemudian masukkan alamat urlnya, www.mail.yahoo.com,